You are currently viewing Semnas Ilmu-Ilmu Adab : “Aksara Jawi dalam Konteks Sejarah Islam di Nusantara dan Tarikh Adab Kontemporer”

Semnas Ilmu-Ilmu Adab : “Aksara Jawi dalam Konteks Sejarah Islam di Nusantara dan Tarikh Adab Kontemporer”

UIN FAS Bengkulu – Pada Kamis, 30 Oktober 2025, Jurusan Adab sukses menyelenggarakan Seminar Nasional Ilmu-Ilmu Adab dengan tema “Aksara Jawi dalam Konteks Sejarah Islam di Nusantara dan Tarikh Adab Kontemporer.” Kegiatan ini dihadiri oleh Wakil Dekan I FUAD, para dosen di lingkungan Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD), serta mahasiswa/i Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam (SPI) dan Bahasa dan Sastra Arab (BSA) dari semester I hingga semester VII.

Seminar Nasional tersebut menghadirkan dua pemateri utama yang membahas kesinambungan antara tradisi literasi Islam klasik dan modern di dunia Arab serta kawasan Nusantara. Narasumber pertama, Dr. Bety, S.Ag., M.A. dari UIN Raden Fatah Palembang, menyampaikan materi berjudul “Aksara Jawi dalam Konteks Sejarah Penyebaran Islam di Nusantara.” Sementara itu, narasumber kedua, Dr. Ismail, M.Ag., dosen UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, membawakan materi bertajuk “Sastra Arab Modern sebagai Wujud Peradaban Islam: Peluang dan Tantangan.”

Materi pertama membahas bahwa Aksara Jawi merupakan hasil adaptasi huruf Arab yang disesuaikan dengan kebutuhan bahasa Melayu. Aksara ini muncul sejak abad ke-13 M, seiring dengan masuknya Islam ke Samudra Pasai dan Aceh, dan berperan penting sebagai sarana dakwah, pendidikan, serta administrasi pada masa kerajaan-kerajaan Islam seperti Melaka dan Aceh. Selain itu, dijelaskan pula mengenai Aksara Ulu, yakni sistem tulisan lokal yang berkembang di Bengkulu dan Sumatera Selatan pada abad ke-12 hingga ke-13 M. Naskah-naskah Ulu banyak memuat nilai-nilai adat serta ajaran Islam. Kedua aksara tersebut menjadi warisan literasi Islam yang memperkuat identitas budaya Melayu-Islam. Sebagai bentuk pelestarian, Badan Standardisasi Nasional (BSN) telah menetapkan SNI 9047:2021 untuk font aksara Jawi guna menjaga keberlanjutannya di era digital.

Materi kedua berjudul “Sastra Arab Modern sebagai Wujud Peradaban Islam: Peluang dan Tantangan” menyoroti sastra Arab sebagai cerminan dinamika spiritual dan intelektual umat Islam. Sastra modern Arab tumbuh melalui gerakan Nahdah pada abad ke-19 yang menandai kebangkitan peradaban Islam di tengah arus modernitas.
Sastra Arab modern berperan sebagai media dakwah, sarana pembaruan pemikiran, sekaligus perekat identitas umat Islam. Meski menghadapi tantangan globalisasi dan krisis identitas, sastra Arab tetap menjadi wadah ekspresi nilai-nilai keislaman yang bersifat universal dan humanis. Tokoh-tokoh seperti Naguib Mahfouz, Adonis, dan Mahmoud Darwish disebut sebagai figur penting dalam transformasi sastra Arab yang memadukan keindahan bahasa, nilai moral, dan kesadaran sosial.

Kegiatan Seminar Nasional Ilmu-Ilmu Adab ini menegaskan pentingnya penguatan literasi Islam dalam membangun peradaban yang berakar pada nilai budaya dan spiritualitas. Melalui pembahasan mengenai sastra Arab modern dan aksara Jawi, diharapkan generasi muda mampu memahami kesinambungan antara tradisi dan modernitas dalam bingkai peradaban Islam yang berkelanjutan. (Rilis)