You are currently viewing UINFAS Bengkulu Gelar Seminar Nasional “Reinventing Filsafat Islam dengan Corak Nusantara”

UINFAS Bengkulu Gelar Seminar Nasional “Reinventing Filsafat Islam dengan Corak Nusantara”

UINFAS Bengkulu – Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam (AFI) Pascasarjana Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno (UINFAS) Bengkulu menyelenggarakan Seminar Nasional bertajuk “Reinventing Filsafat Islam dengan Corak Nusantara” pada Senin (10/11/2025) di Aula Pascasarjana UINFAS Bengkulu.

Kegiatan ilmiah ini menghadirkan dua narasumber nasional, yaitu Prof. Dr. Khalid Alwalid, M.A. (Dosen Aqidah dan Filsafat Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung) dan Prof. Dr. KH. Rohimi, M.Ag. (Wakil Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi Bengkulu). Seminar turut dihadiri oleh Direktur Pascasarjana Prof. Dr. H. Rohimin, M.Ag., Wakil Direktur, Kaprodi AFI, Sekretaris Prodi AFI para dosen, mahasiswa, serta tamu undangan.

Dalam sambutannya, Prof. Dr. H. Rohimin, M.Ag. menyampaikan bahwa filsafat Islam merupakan disiplin ilmu yang sangat penting dalam membangun cara berpikir kritis, rasional, dan kontekstual bagi umat Islam.

“Melalui seminar ini, kita ingin menegaskan bahwa filsafat Islam tidak sekadar ilmu abstrak, tetapi juga memiliki relevansi sosial dan kultural. Corak Nusantara harus menjadi jiwa dalam pengembangan filsafat Islam agar mampu memberi solusi atas tantangan kebangsaan dan keumatan,” ujar Prof. Rohimin.

Sementara itu, Ketua Prodi Aqidah dan Filsafat Islam Pascasarjana UINFAS Bengkulu, Dr. Ismail, M.Ag., dalam laporannya menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya memperkuat tradisi akademik dan memperluas wawasan mahasiswa terhadap pemikiran Islam kontemporer.

“Filsafat Islam harus terus berkembang mengikuti dinamika zaman, tanpa kehilangan akar keislaman dan kearifan lokal. Inilah semangat yang ingin kami tanamkan kepada mahasiswa Pascasarjana,” ungkapnya.

Dalam sesi pemaparan, Prof. Dr. Khalid Alwalid, M.A. menyoroti pentingnya rekontekstualisasi pemikiran filsafat Islam di era modern.

“Reinventing filsafat Islam berarti menghidupkan kembali semangat berpikir kritis yang pernah menjadi kekuatan utama peradaban Islam. Dengan corak Nusantara, kita bisa menampilkan wajah Islam yang inklusif, humanis, dan berakar pada budaya bangsa,” tuturnya.

Sementara itu, Prof. Dr. KH. Rohimi, M.Ag. menambahkan bahwa pendekatan filsafat Islam yang bercorak Nusantara dapat menjadi model harmonisasi antara agama dan budaya.

“Kearifan lokal Nusantara mengajarkan nilai toleransi dan kebersamaan. Ketika nilai-nilai ini dikaitkan dengan filsafat Islam, maka akan lahir pemikiran yang menyejukkan dan relevan dengan konteks masyarakat Indonesia,” jelasnya.

Melalui seminar ini, diharapkan lahir pemikiran dan gagasan baru dalam pengembangan filsafat Islam yang mampu menjembatani antara tradisi keilmuan klasik dengan realitas sosial-budaya Nusantara masa kini.