Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Prof. Dr. Muhammad Ali Rhamdani mengungkapkan harapan agar AICIS dapat menghasilkan kesepakatan bersama untuk mengatasi permasalahan kemanusiaan global. Hal tersebut diungkapkannya pada seremoni pembukaan AICIS ke-23 di UIN Walisongo, Semarang pada (1/2/2024) malam.
“AICIS bukan hanya sebagai forum akademik yang eksklusif dan teoretik, tetapi sebagai forum akademik yang sekaligus memberikan tawaran solusi berbagai krisis global,” kata sosok yang akrab disapa Kang Dhani ini.
Harapan tersebut dilatarbelakangi oleh semakin memburuknya kondisi perdamaian dunia di berbagai belahan dunia. Peperangan di kawasan Timur Tengah yang tak kunjung usai dan merenggut puluhan ribu nyawa. Demikian juga kondisi konflik Rusia-Ukraina yang belum menunjukkan tanda peperangan akan berakhir. Termasuk kondisi memprihatinkan Rohingya yang menimbulkan banyak pengungsi.
“Fenomena di atas menyebabkan krisis kemanusiaan global karena hilangnya moralitas agama yang selama ini menjadi kendali bagi sikap dan tindakan yang dilakukan oleh manusia,” ujar Dhani.
Dalam konteks inilah, AICIS 2024 yang mengusung tema: Redefining the Roles of Religion in Addressing Human Crisis: Encountering Peace, Justice, and Human Right Issues menjadi sangat strategis dilaksanakan untuk merespons krisis kemanusiaan global. Didukung dengan kenyataan bahwa AICIS merupakan konferensi keislaman terbesar di Indonesia, bahkan di wilayah Asia Tenggara.
Menurut Dhani, AICIS dilaksanakan sebagai wadah para pakar dan akademisi untuk berdiskusi secara intensif dengan tidak hanya berbasis pengetahuan akademik semata, namun juga berangkat dari kasus-kasus nyata secara global yang memerlukan sumbangsih pemikiran sebagai solusi bersama.
Empat Distingsi Pelaksanaan AICIS 2024
Dhani mengungkapkan, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, AICIS 2024 diselenggarakan dengan empat distingsi (hal yang berbeda).
Pertama, pemilihan Redefining the Roles of Religion in Addressing Human Crisis: Encountering Peace, Justice, and Human Right Issues sebagai tema utama merupakan respons atas fenomena krisis kemanusiaan global di beberapa belahan dunia, seperti Palestina, Ukraina, dan belahan dunia lain yang sangat mempihatinkan.
Tema utama ini telah menarik peminat para akademisi dan peneliti secara masif. Pada AICIS 2024, sebanyak 1957 makalah didaftarkan dengan 328 makalah yang lolos terpilih untuk mengikuti perhelatan ini.
Kedua, diselenggarakannya Religious Leaders Summit sebagai bagian dari rangkaian perehelatan AICIS. Religious Leaders Summit merupakan sebuah ajang yang menghadirkan para tokoh agama dari berbagai negara di ASEAN untuk menyampaikan pengalaman dan gagasan peran agama dalam mengatasi krisis global.
Para pemimpin otoritas agama ini akan menyepakati poin-poin rekomendasi penting bagi pembangunan peradaban dunia yang lebih baik.
Ketiga, penyelenggaraan AICIS 2024 ini juga berkolaborasi dengan 20 Jurnal PTKI terindeks scopus untuk mempublikasikan 80 makalah dan 100 makalah pada Jurnal terindeks SINTA 2. Artinya, terdapat 180 papers yang nantinya akan dipublikasikan di Jurnal terindeks nasional maupun internasional sebagai tindak lanjut setelah dipresentasikan dalam Parallel Session.
Keempat, diselenggarakan setidaknya lima Side Event pada AICIS 2024. Kelima Side Event tersebut, yaitu: Islamic Culture and Civilization Expo; Islamic Higher Education Expo and Journal Clinique; Heritage And Cultural Trip; Declaration of Semarang Charter; Semarang Halal Food Festival yang akan membagikan kepada peserta sebanyak 500 buah durian setiap hari
Empat Rangkaian Perhelatan AICIS 2024
Perhelatan AICIS 2024 dilaksanakan dalam empat rangkaian. Pertama, Plenary Session terkait tema utama AICIS 2024. Pembicara pada Plenary Session antara lain; Prof. Dr. Ismail Fajrie Alatas (New York University, USA); Prof. Dr. Claudia Saise (Humboldt-Universität zu Berlin); Prof. Dr. Hassanein Al-Saeed Hassanein Ahmed (Suez Canal University, Egypt); dan Prof. Dr. Abdul Djamil, MA (State Islamic University Walisongo Semarang, Indonesia). Tema ini mengkaji peran agama, terutama Islam, dalam menghadapi tantangan kemanusiaan kontemporer di kancah global.
Selanjutnya ada Plenary Session yang mengangkat tema Economic Empowerment: Theoretical and Empirical Best Practice. Para pembicara pada Plenary Session kedua ini antara lain; Prof. Dr. Dora Marinova (Curtin University, Australia); Fazlur Rahman bin Kamsani (Middle East Institute National University of Singapore); Dr. Fatma Mohamed Mansour (Suez Canal University, Egypt). Tema ini mengkaji pemberdayaan ekonomi berbasis pada teori dan praktik baik dari masing-masing negara dalam memberikan kontribusi bagi pembangunan peradaban untuk mengatasi krisis global.
Rangkaian kedua adalah Religious Leaders Summit yang akan dihadiri para pemimpin otoritas agama dari berbagai negara di wilayah ASEAN. Forum ini akan melahirkan kesepakatan rekomendasi dalam bentuk “Semarang Charter”.
14 tokoh agama yang dijadwalkan akan hadir dalam pertemuan tingkat tinggi ini, yaitu: KH. Yahya Cholil Staquf (Indonesia); Dr. KH. Abdul Ghafur Maimoen, MA (Indonesia); Prof. Dr. Hilman Latief (Indonesia); Prof. Philip Kuntjoro Widjaja (Indonesia); Venerable Dr. Yon Seng Yeath (Kamboja); YB Datuk Dr. Hasan bin Bahrom (Malaysia); Phra Dr. Anilman Dhammasakiyo (Thailand); Dr. A. Elga J. Sarapung (Indonesia); I Nyoman Jujur (Indonesia); Prof. Dr. Hassanein Al-Saeed Hassanein Ahmed (Mesir); dan Dr. Jassim Mohammed Harjan (Iraq).
Semarang Charter direncanakan akan diserahkan kepada Kementerian Luar Negeri RI untuk disuarakan secara global di PBB.
Rangkaian ketiga pada AICIS 2024 adalah Parallel Session. Sesi ini merupakan forum yang didesain secara terpisah untuk setiap pemakalah berdasarkan subtema mempresentasikan hasil riset akademiknya.
Pada sesi paralel, jumlah partisipan yang lolos sebanyak 328 makalah. Dari 328 malalah tersebut 80 berstatus invited, 100 open, dan 148 extended panel. Pada sesi ini seluruh partisipan memiliki kesempatan untuk berdiskusi terkait solusi krisis kemanusiaan global.
Rangkaian keempat yaitu On Stage Discussion: Sesi ini merupakan diskusi satu panggung yang dimaksudkan untuk mengklarifikasi berbagai ketegangan agama di beberapa wilayah di Asia Tenggara.
Berbagai tokoh agama dan adat dari berbagai daerah yang terjadi konflik akan hadir dan berdiskusi untuk menggali perspektif emik insider tentang bagaimana konflik itu terjadi dan kemungkinan penyelesaiannya. Forum ini sekaligus untuk menggali praktik baik bagaimana agama memiliki peran nyata dalam mewujudkan keadilan, perdamaian, dan kesejahteraan umat manusia.
AICIS 2024 resmi dibuka oleh Wakil Menteri Agama RI, Saiful Rahmat Dasuki dengan menancapkan gunungan wayang sebagai simbolis. Forum ini diharapkan dapat mencapai sebuah kesepakatan bersama atas solusi bagi konflik global kemanusiaan.