UIN FAS Bengkulu – Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu kembali menunjukkan komitmennya dalam mengarusutamakan isu gender di lingkungan kampus dengan menggelar kegiatan Capacity Building bagi Pocal Point Gender Organisasi Mahasiswa (Ormawa) bertajuk “Perempuan Berkarya, Kampus Bersinar”.
Kegiatan ini berlangsung di Aula Fakultas Tarbiyah dan Tadris UIN FAS Bengkulu, dan diikuti oleh seluruh perwakilan Ormawa dari berbagai fakultas. Kegiatan ini dirancang sebagai ruang penguatan peran strategis perempuan dalam organisasi serta penyadartahuan akan pentingnya tata kelola organisasi yang responsif terhadap isu-isu kesetaraan dan inklusi.
Hadir sebagai narasumber, Evriza dari ‘Aisyiyah Bengkulu yang juga dikenal sebagai penggiat hak-hak perempuan, membawakan materi bertema “Peran Strategis Perempuan dalam Organisasi Kemahasiswaan”. Dalam paparannya, Evriza mengajak peserta untuk mengenali hambatan-hambatan struktural yang kerap membatasi partisipasi perempuan, serta membangun kesadaran kritis untuk menciptakan kepemimpinan yang setara di lingkungan kampus.
Materi berikutnya disampaikan oleh Ahmad Syarifin dari Forum Pusat Studi Gender & Anak, yang mengangkat tema “Ormawa Responsif GESI (Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial)”. Ia menekankan pentingnya organisasi mahasiswa membangun tata kelola dan program kerja yang memperhatikan prinsip-prinsip keadilan gender dan keterlibatan semua pihak, termasuk kelompok rentan dan penyandang disabilitas.
Sebagai penutup, Rohmad Fadli dari Tim Humas UIN FAS Bengkulu menyampaikan materi “Tata Kelola Media Sosial Ormawa yang Responsif Gender”, yang memberikan panduan kepada peserta tentang bagaimana menyusun konten, narasi, dan visual media sosial Ormawa yang inklusif dan tidak bias gender.
Kegiatan ini berlangsung secara interaktif dan mendapatkan respons positif dari para peserta. Diskusi-diskusi aktif menunjukkan bahwa semangat membangun kampus yang setara, adil, dan inklusif telah tumbuh di kalangan mahasiswa.
Ketua PSGA UIN FAS Bengkulu menyampaikan bahwa kegiatan ini akan terus berlanjut sebagai upaya membentuk agen perubahan gender dari kalangan mahasiswa. Harapannya, nilai-nilai kesetaraan tidak hanya dipahami secara teoritis, namun juga diwujudkan dalam praktik nyata di lingkungan kampus.