UIN FAS Bengkulu – Universitas Islam Negeri (UIN) Fatmawati Sukarno Bengkulu menggelar Seminar Nasional bertemakan Pemantapan Provinsi Bengkulu sebagai Bumi Merah Putih. Acara ini menjadi forum strategis untuk menggali potensi Bengkulu sebagai salah satu pilar penguat nasionalisme di Indonesia.
Seminar yang diselenggarakan di Gedung Auditorium UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu ini dibuka secara resmi oleh Gubernur Bengkulu Terpilih, H. Helmi Hasan, SE. Turut hadir sebagai narasumber, Prof. Dr. KH. Rohimin, M.Ag., Guru Besar UIN Fas Bengkulu sekaligus Ketua Umum MUI Bengkulu, dan Muspani, M.H., Tokoh Bengkulu. Sesi diskusi dimoderatori oleh Prof. Dr. Asnaini, MA., akademisi senior UIN FAS Bengkulu.
Acara ini juga dihadiri oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bengkulu, Walikota Bengkulu Terpilih, Kejaksaan Negeri dan Kejaksaan Tinggi Bengkulu, Dandim Bengkulu, serta peserta dari berbagai kalangan, termasuk mahasiswa, akademisi, dan tokoh masyarakat.
Dalam sambutannya, Gubernur Bengkulu Terpilih H. Helmi Hasan menekankan pentingnya menjaga semangat kebangsaan melalui pemanfaatan potensi lokal. “Bengkulu memiliki sejarah panjang yang mencerminkan semangat perjuangan dan persatuan. Kita harus menjaga dan mempromosikan nilai-nilai ini, menjadikan Bengkulu sebagai teladan nasionalisme dan pusat pengembangan budaya yang mencerminkan kebhinekaan Indonesia,” ujar Helmi Hasan.
Sementara itu, Rektor UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu, Prof. Dr. KH. Zulkarnain, M.Pd., menyampaikan harapan besar agar seminar ini dapat memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan Bengkulu. “UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu siap menjadi pusat kajian dan pengembangan ilmu untuk memperkuat identitas Bengkulu sebagai Bumi Merah Putih. Kami berharap sinergi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat dapat semakin erat demi kemajuan bersama,” ungkap Rektor.
Dalam paparannya, Prof. Dr. KH. Rohimin, M.Ag., menjelaskan pentingnya menguatkan nilai-nilai spiritual dalam membangun kesadaran nasionalisme. “Kebangkitan nasional tidak hanya berbasis pada ekonomi dan politik, tetapi juga pada penguatan moral dan spiritual masyarakat,” katanya.
Sementara itu, Muspani, M.H., menyoroti aspek hukum dan tata kelola yang mendukung penguatan identitas daerah. “Regulasi yang mendukung pembangunan berkelanjutan harus dirancang untuk melindungi warisan sejarah dan budaya Bengkulu sebagai simbol perjuangan bangsa,” ujar Muspani.
Acara ini ditutup dengan sesi tanya jawab interaktif, di mana para peserta memberikan tanggapan dan pertanyaan yang menunjukkan antusiasme tinggi terhadap tema yang diangkat.
Seminar ini diharapkan menjadi langkah awal dalam memperkuat peran Bengkulu sebagai simbol nasionalisme sekaligus membangun sinergi lintas sektor untuk mewujudkan visi Bengkulu sebagai Bumi Merah Putih.